Sejarah Penyebaran Kristen Jawi Di Mojokerto
Sejarah Penyebaran Nasrani Jawi di Mojokerto - Salah satu gereja legendaris di Mojokerto yaitu Gereja Nasrani Jawi Wetan (GKJW) Segaran yang merupakan salah satu gereja tertua di Mojokerto. Mungkin nama Segaran sudah tidak banyak dikenal alasannya kita lebih mengenal nama desa Dlanggu dimana gereja itu berdiri.
Sejarah Penyebaran Nasrani Jawi di Mojokerto
Komunitas umat Nasrani Segaran merupakan bab dari masyarakat Kristiani Mojowarno Jombang. Disebutkan dalam buku Babad Zending Ing Tanah Djawi karangan J.D. Wolterbeek, terjadi perpindahan beberapa orang Nasrani dari Mojowarno yang pada masa kemudian masuk menjadi bab wilayah Regentschap/Kabupaten Mojokerto. Perpindahan itu akhir dari kebijakan pemerintah kolonial yang tidak memperkenankan adanya pembukaan hutan oleh warga desa Mojowarno.
Sebagai sentra penyebaran agama Nasrani di daerah Karesidenan Surabaya, Mojowarno dipimpin pendeta Tuan Kruyt menjadi tujuan orang-orang yang ingin berguru agama tersebut. Tentu saja kedatangan mereka membutuhkan lahan untuk rumah dan sawah dengan membuka hutan di sekitarnya. Melihat hal itu, Jawatan Kehutanan atau Boschwazen tidak rela hutannya beralih fungsi maka terbitlah larangan membuka hutan di sekitar Gunung Anjasmoro.
Menanggapi keputusan Gubernemen itu Tuan Kruyt kemudian menyarankan supaya sebagian warga Nasrani Mojowarno pindah ke daerah Malang selatan. Tempat lain yang dijadikan tujuan pindah yaitu Segaran yang ada di kaki Gunung Anjasmoro yang letaknya tidak jauh dari Mojowarno.
Komunitas Nasrani Segaran sendiri sudah ada semenjak tahun 1870 dengan Kyai Samson sebagai pimpinannya. Dia yaitu orang pribumi yang menjadi murid Tuan Djalesma dari Gereja Wiyung. Dengan adanya pendatang itu maka Segaran menjadi kian ramai. Kyai Samson semakin ulet mengabarkan injil di daerah Mojokerto. Dari Segaran itu kemudian Nasrani Jawi menyebar ke Sukorame dan Randurejo yang ada di utara kali Brantas. Sukorame kini masuk wilayah desa Penompo Jetis dan Randurejo ada di desa Mojowatesrejo Kemlagi.
Gereja Segaran Dlanggu Mojokerto
Pemeluk Nasrani pertama di Randurejo yaitu Pak Kamidjo. Gereja Randurejo sering didatangi Kyai Samson dan beberapa kali Tuan Kruyt juga sempat singgah di desa yang berbatasan dengan Kabupaten Jombang itu. Komunitas Nasrani Jawi di Segaran dan Randurejo menjadi komunitas utama di Mojokerto. Saat Kyai Samson meninggal tahun 1898 jumlah penganut kristen Jawi di Mojokerto sekurangnya ada 288 orang. Karena itu Gereja Segaran kemudian ditetapkan menjadi gereja induk atau kependitaan bagi daerah sekitarnya dengan posisi yang sama dengan gereja di Mojowarno.
Sebagai tempat pelayanan umat Gereja Segaran juga mempunyai akomodasi yang tidak mengecewakan lengkap. Selain rumah dinas pendeta yang ada di seberang jalan depan gereja juga dibangun fasikitas kesehatan semacam poliklinik. Fasilitas kesehatan itu dipimpin oleh seorang mantri kesehatan. Namun poliklinik tersebut tidak berjalan usang alasannya pada tahun 1923 harus ditutup sesudah berdirinya RS Gatoel di Mojokerto. Di barat gereja juga dibangun sebuah sekolah dasar kristen bagi warganya. Bekas sekolah kristen Segaran masih ada sampai kini, sedangkan bekas poliklinik sudah tidak tersisa.
Baca: Mojokerto Tempo Dulu Kekacauan dan Kedaulatan
Baca: Mojokerto Tempo Dulu Kekacauan dan Kedaulatan
Perkembangan Gereja Segaran
Perkembangan Segaran semakin pesat dikala Tuan Kruyt pindah dari Mojowarno ke Segaran. Kepindahan itu alasannya ia pensiun dari kedudukannya sebagai pendeta di Mojowarno. Pada tahun 1910 jumlah umat kristen Jawi yang tergabung dalam binaan gereja Segaran naik menjadi 840 orang.
Tahun 1920 Nederlandische Zending Gereformeerde (NZG), organisasi yang menaungi penganut Nasrani Jawi menunjuk Pendeta J. Van Der Poel menjadi pemimpin di Segaran. Tahun 1925 sentra kepanditaan pindah dari Segaran ke Kota Mojokerto dan Pendeta Poel pindah juga tempat tinggal ke Mojokerto. Sementara itu seorang guru injil berjulukan Widjojodarmo ditunjuk memegang gereja Segaran. Perpindahan yang menimbulkan nama Segaran menjadi surut.
Tahun 1928 Kepanditaan Modjokerto yang berawal dari Segaran telah mempunyai 16 daerah binaan atau pesamuan. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan Mojowarno yang membawahi 16 pesamuan.
Itulah sedikit perjalanan Gereja Segaran yang menjadi pijakan pertama kaum Nasrani Jawi di Mojokerto.