Sejarah Pabrik Gula Pohjedjer Gondang Mojokerto

Mojokerto tempo dulu - Pabrik Gula Pohjejer yaitu salah satu pabrik gula tertua di Indonesia. Pabrik yang letaknya paling selatan dari wilayah Mojokerto. Dibangun oleh taipan China pemegang ijin peredaran opium (narkoba) di Surabaya. Pabrik dengan tipe sedang itu terpaksa ditutup sehabis dianggap tidak menguntungkan ketika resesi melanda dunia.
 Pabrik Gula Pohjejer yaitu salah satu pabrik gula tertua di Indonesia Sejarah Pabrik Gula Pohjedjer Gondang Mojokerto


Berdirinya Suikerfabriek Pohdjejer Mojokerto


Tahun 1890, Tjoa bersaudara, Tjoa Sien Hie dan Tjoa Djing Sing, menggandeng The Tjwie Liong untuk mendirikan sebuah pabrik gula di Mojokerto. Mereka mengajukan ijin dengan kawasan Kawedanan Jabung sebagai lokasi menanamkan investasinya. Pabrik itu kemudian berdiri setahun setelahnya dengan lahan konsesi budidaya tebu mulai dari Desa Turi Gondang sampai Sendi di Pacet dengan luas 700 bauw.

Tjoa Sien Hie dan Tjoa Djing Sing yaitu anak Tjoa Djien Ho, orang China kaya di Surabaya. Selain mereka berdua ada juga nama Tjoa Sien Tik yang juga mewarisi harta dan kedudukan Tjoa Djien Ho. Ketiganya mendapat kududukan sosial tinggi sebagai kepala masyarakat China di tempatnya masing-masing. Tjoa Sien Hien dan Tjoa Djien Sing tinggal di Surabaya dengan pangkat tituler Letnan China. Begitu pula Tjoa Sien Tik yang berpangkat Letnan China di Gresik. Sedangkan The Tjwie Liong yaitu adik dari The Boen Hien, pemilik pabrik Gula Ketanen Kutorejo.

Sebelum mendirikan pabrik gula Pohjejer, kongsi itu terlebih dulu membeli pabrik gula Karah Surabaya pada tahun 1888. Pabrik yang terletak di tepi Sungai Mas itu dibeli dengan harga f.417,600 gulden. Harga yang dibayar pada pelelangan terbuka itu dianggap terlalu tinggi dibandingkan nilai jual umum ketika itu. Pembelian yang sanggup jadi sebuah perjudian perjuangan buat mereka. Kongsi itu berani berinvestasi besar alasannya yaitu Tjoa Sien Hie telah berpengalaman di bidang pengolahan tebu sehabis tahun 1872 berhasil mengelola pabrik gula di Tawangsari Sidoarjo.

Selain bergerak di sektor gula, kongsi itu juga mengelola bisnis hotel. Mereka membeli Hotel Bellevue di Malang dijual seharga f.16,000 gulden dari orang Belanda. Pembelian-pembelian itu memperlihatkan betapa kuatnya finansial yang mereka miliki.

Latar Berdirinya Suikerfabriek Pohdjejer Mojokerto


Tjoa Sien Hien, lahir tahun 1838 di Surabaya, awalnya menjalankan bisnis perdagangan padi dan monopoli peredaran garam, dua produk pangan yang sangat penting. Selain mempunyai rumah di Surabaya dimana ia ditetapkan sebagai letnan China tituler tahun 1887 dan sebelumnya menjadi Kapten China Surabaya tahun 1880, ia juga mempunyai tempat tinggal di Pugeran Mojokerto. Rumah di Pugeran itu dilengkapi dengan areal pemakaman keluarga.

Anak tertua Tjoa Sien Hie, Tjoa Tjwan Khing (1857-1932) menyebarkan bisnis opium di Surabaya yang dirintisnya. Tahun 1889 Tjoa Tjwan Khing membeli lahan luas di Ngagel milik Rothenbuhler untuk dipakai sebagai lahan pengolahan opium dengan harga f.875.00 pada tahun 1890. Lahan dan bangunan bekas pabrik gula itu nantinya dijual kembali pada tahun 1917 ke pemerintah ketika kawasan itu disiapkan jadi lahan industri.

Pabrik gula Pohjejer berkembang dengan baik. Hasil produksinya dibawa ke Surabaya dengan memakai kereta api yang percabangannya ada di Pacing. Jalur rel itu dibuat oleh NV Modjokerto Stomtram Mij (MSM) untuk melayni transportasi buat pabrik gula Ketanen Kutorejo, Tangunan Puri dan tentu saja Pohjejer di ujung selatan jalur tersebut. Keberhasilan itu sepertinya menciptakan Kongsi pengusaha gula lainnya kepincut dan ingin membelinya. Maka NV Eschauzier Concern pun melayangkan ajuan akuisisi atas pabrik gula Pohjejer. Tawaran itu dilayanggkan tahun 1900 dan mencapai komitmen jual beli setahun kemudian. Tjoa Sien Hie, pendiri pabrik gula Pohjejer, meninggal tahun 1904

Masa Akhir Suikerfabriek Pohdjedjer Mojokerto


Setelah itu Pabrik Gula Pohjejer masuk dalam naungan Eschauzier Conccern yang juga mempunyai banyak pabrik gula di Mojokerto. Untuk mengelola pabrik barunya itu kemudian dibentuklah anak perusahaan dengan nama NV. Cultuur Matschappij Pohdjejer. Perusahaan itu memperlihatkan hasil yang tidak mengecewakan buat induk perusahaan yang berkedudukan di Den Haag Belanda.

Tahun 1930 produksi pabrik gula Pohjejer terpaksa tidak boleh alasannya yaitu datangnya krisis ekonomi di Eropa yang berimbas besar pada penjualan gula. Hanya beberapa pabrik milik Eschauzier Concern yang tetap dijalankan untuk menekan ongkos produksi. Pohjejer merupakan pabrik yang rasio manfaatnya kecil alasannya yaitu biaya produksinya tinggi. Besarnya biaya itu kemungkinan dipengaruhi oleh faktor geografi yang naik turun sampai menciptakan sulit pengangkutan materi baku tebu dari sawah ke pabrik.

Baca: 4 Tempat Fenomenal di Mojokerto

Akhir Riwayat


Tahun 1932 pabrik gula itu hampir berakhir riwayatnya. Usai angin puting-beliung resesi selesai, Eschauzier Concern yang berubah nama menjadi Nederland Indie Suiker Uni (NISU) minta derma Firma Mirandolle Vaute untuk menilai kelaikan pabrik itu. Secara pribadi firma itu mengutus Gooren Jonckheer untuk meninjaunya. Hasil evaluasi dinyatakan jikalau Pabrik Gula Pohjejer sebaiknya ditutup dan asetnya dialihkan ke pabrik gula yang masih sehat. Maka disarankan pada NISU semoga aset dan lahan konsesi dialihkan ke Pabrik Gula Dinoyo dan pabrik gula Tangunan. Karena berhenti berproduksi maka tahun 1933 rel kereta api dibongkar oleh MSM.

Meskipun mendapat penilai minus dalam ongkos produksinya namun administrasi NISU berpikiran lain. Pabrik gula Pohjejer mempunyai keunggulan tersendiri dari sisi hasil perhektarnya. Maka penutupan pabrik ditunda kesannya diteruskan kembali sampai tahun 1938. Tahun itu persaingan pabrik gula begitu sengitnya sampai kemudian pabrik itu benar-benar diakhiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel