Sejarah Pabrik Gula Sedati Ngoro Mojokerto Dulu

Suikerfabriek Sedati ialah pabrik gula di tempat Ngoro, wilayah paling timur di Kabupaten Mojokerto. Secara kapasitas pabrik itu tergolong sedang diantara pabrik gula lainnya yang ada di Mojokerto. Sempat beberapa kali ganti pemilik sebelum hancur dikala perang dunia II.
Suikerfabriek Sedati ialah pabrik gula di tempat Ngoro Sejarah Pabrik Gula Sedati Ngoro Mojokerto Dulu

Pabrik itu didirikan oleh perusahaan berjulukan NV. Cultuur Matschapij Sedati pada pertengahan tahun 1800-an. Pada awal berdirinya dikelola oleh Tuan Leonarus sebagai administratur pabrik. Pada tahun 1890-an diperkirakan bisa berkembang di tengah "manisnya" pasar gula Eropa. Karena itu sempat menarik minat investor Inggris untuk menanamkan modalnya.

Baca: Sejarah Pabrik Gula Gondang Mojokerto

Sejarah Pabrik Gula Sedati Ngoro Mojokerto Dulu


Biaya aksesori dari pemodal itu dipakai untuk menambah kapasitas produksi. Mesin penggiling tebu didatangkan guna meningkatkan kapasitas giling hingga sekitar 20.000 pikul tebu per 24 jam. Uji coba mesin giling bertenaga mekanis itu berjalan baik hingga mendatangkan optimisme tinggi. Keberhasilan uji coba itu dirayakan dengan selamatan untuk menyambut buka giling tahun 1891.

Bukan hanya kapasitas produksi yang ditingkatkan, sarana mengangkutan juga diperbaiki untuk menjamin pasokan materi baku dari kebun tebu yang dikelolanya. Jembatan gres dibentuk supaya hasil produksi sanggup dikirim melalui Porong. Konsesi lahan yang didapat dari pemerintah sekitar 5 ratus hingga 6 ratus bahu. Lahan itu disewa dari petani dengan biaya sewa sebesar f. 40 gulden perbahu-nya.

Baca: Sejarah Penyebaran Nasrani Jawi di Mojokerto

Perkembangan Pabrik Gula Sedati Ngoro Mojokerto Dulu


Hasil produksi pabrik gula Sedati memang mengalami peningkatan. Pada tahun 1893 dihasilkan gula sebanyak 33.994 pikul. Hasil produksi sempat turun menjadi 32.063 pikul. Tahun 1895 kembali naik signifikan dengan angka 37.564 pikul. Tahun 1896 kembali terjadi kenaikan angka produksi hingga 38.275 pikul.Penurunan tahun sebelumnya dikatakan sebab ekspresi dominan yang tidak menentu. Para pekerja banyak yang meninggalkan pekerjaannya dikala hujan turun.

Selain itu ada juga kesulitan untuk menyewa lahan sesuai konsesi yang didapatkan dari Gubernemen. Petani banyak yang tidak mau memperlihatkan lahannya sebab uang yang diterima tidak sesuai kesepakatan. Contohnya di desa Kesemen, petani beramai-ramai mengembalikan uang sewa sebab dipotong f. 3 gunden oleh lurahnya. Pada tahun 1893 hanya bisa menyewa lahan seluas 300 pundak saja atau setengah dari konsesi.

Tahun 1903 Pabrik Gula Sedati berganti pemilik sesudah Baron Von Bultzingslowen membelinya. Orang kaya berkebangsaan Jerman itu berpatungan dengan Mr. Karthaus. Bulzingslowen tercatat sebagai pemilik perusahaan Builtzingslowen & co. yang mengelola perkebunan kopi Petoeng Ombo. Setelah administrasi gres menjalankan operasional pabrik tersebut. Douwes Dekker ditunjuk menjadi administratur pabrik. Lahan tebu yang dibudidayakan seluas 800 bahu.

Setelah berproduksi baik, pabrik gula Sedati terkena topan resesi tahun 1930. Kerugian yang diderita menciptakan Builzingslowen meminjam uang pada Koloniale Bank. Namun pertolongan itu tidak bisa dibayar hingga terpaksa harus dilepaskan dan menjadi milik Koloniale Bank di tahun 1934.

Selain mengambil alih Sedati, Koloniale Bank juga mengakusisi Pabrik Gula Krembung. Sebagai simbol penyatuan kemudian dibangunlah sebuah jalur jalan penghubung kedua pabrik itu. Jalan yang melintas sungai Porong tersebut dibentuk tahun 1936.

Pada dikala Jepang menyerang pada bulan Mei 1942, Pabrik Gula Sedati terpaksa dihancurkan oleh tentara Belanda. Bumi hangus itu dilakukan supaya bangunan dan mesin-mesin pabrik tidak dimanfaatkan oleh Jepang. Sepertinya penghancuran itu berlangsung tepat hingga tidak banyak yang tersisa.

Tahun 1950 kepemilikan pabrik diambil oleh negara dan digabungkan dengan Pabrik Gula Krembung. Namun pada final Agustus tahun itu terjadi penjarahan besar-besaran pada sisa-sisa harta pabrik gula Sedati. Rel lori yang ada diambil hingga tidak tersisa. Penjarahan itu benar-benar menamatkan riwayatnya sesudah seabad berdiri.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel