Kisah Inspiratif Motivasi : Kesejatian Ilmu

Kisah inspiratif motivasi kali ini yakni sebuah kisah yang bermakna cukup dalam perihal kesejatian ilmu yang saya sanggup dari guru saya.

Seperti biasa guru saya selalu menceritakan suatu kisah sambil ngopi. Memang kisah ini fiktif tapi kita ambil pesan yang tersirat pelajaran dan maknanya yang dalam. Berikut kisahnya.
 Kisah inspiratif motivasi kali ini yakni sebuah kisah yang bermakna cukup dalam perihal Kisah Inspiratif Motivasi : Kesejatian Ilmu
Kesejatian ilmu
Dikisahkan ada seorang maling yang sedang mengintai rumah seorang pengusaha kaya.

Dibalik semak-semak diluar pagar rumah itu beliau mengintai rumah korbannya dengan sabar.

Ditengah malam beliau mulai mendekati rumah itu, tapi sangat disayangkan ternyata beliau mendapati si tuan rumah itu sedang sholat tahajud.

Akhirnya beliau kembali ke posisi beliau semula untuk menunggu si tuan rumah itu tamat sholat tahajud kemudian beranjak tidur biar beliau sanggup melancarkan aksinya.

Waktunya menunggu beliau rasa sudah selesai. Mungkin yang punya rumah kini sudah tidur pikirnya. Akhirnya beliau mendekati rumah orang kaya itu lagi.

Tapi si maling ini tampaknya beliau sial lagi. Saat mendekati rumah beliau mendengar bunyi sang pemilik rumah sedang membaca alquran.

Akhirnya beliau kembali ke posisinya lagi. Dia pikir membaca alquran niscaya akan memakan waktu yang lebih lama. Beda dengan sholat tahajud yang relatif singkat.

Akhirnya beliau pun dengan sabar menunggu situasi yang tepat. Tanpa sadar matanya mulai lelah dan mengantuk. Akhirnya beliau tertidur di daerah pengintaiannya.

Tidak terasa waktu berlalu dan adzan shubuh sudah berkumandang. "Nak kau sedang apa disini? Kenapa tidur disini? Ayo bangun, dan ke masjid kita sholat shubuh berjamaah" kata seorang lelaki bersorban setengah bau tanah membangunkan si maling yang tertidur disisi jalan.

Si maling itu pun kaget. "Ah saya tadi malam sangat kelelahan dan beristirahat disini, sampai-sampai saya tertidur. Owh iya mari ke masjid untung bapak membangunkan saya" kata si maling dengan mata masih terpejam. Dia berpikir lebih baik beliau ikut sholat berjamaah dulu biar tidak dicurigai orang.

Tapi ketika beliau benar-benar membuka matanya beliau kaget lagi, bunyi yang membangunkannya tadi rasanya berada di dekatnya, tapi tidak ada orang satupun didekatnya.

Dari jauh beliau melihat seorang laki-laki setengah bau tanah melambaikan tangan sambil berkata "ayo cepat anak muda sholat jamaah shubuh akan segera dimulai"

Si maling itu pun bergegas berdiri sambil merasa kebingungan. Dengan ingin tau Dia berpikir "owh jadi beliau yang membangunkanku, tapi asing gres beberapa detik beliau membangunkanku kenapa beliau sudah berjalan sejauh itu?"

Sholat shubuh berjamaah pun sudah selesai. Para jamaah sudah keluar dari masjid. Hanya tersisa si maling yang kembali tertidur dalam posisi duduk dan lelaki setengah bau tanah yang membangunkannya sedang berzikir.

Lelaki setengah bau tanah itu pun menyudahi zikirnya kemudian beliau berkata "pulanglah anak muda, gotong royong mencuri itu yakni perbuatan tercela"

Si maling itu terbelalak kaget tapi tidak dilihatnya seorangpun yang berbicara kepadanya. Saat beliau menoleh ke arah pintu keluar dilihatnya laki-laki setengah bau tanah itu sedang berdiri kemudian kembali berjalan keluar masjid.

Si maling itupun berniat mengejar laki-laki setengah bau tanah ini dengan berlari menuju keluar masjid. Saat sudah keluar didapati laki-laki setengah bau tanah itu sudah jauh didepan berjalan dengan tenang.

Si maling itu mengejarnya. Lalu bertanya "anda ini siapa?"

Pria setengah bau tanah itu menjawab "saya bukan siapa-siapa"

"Tidak mungkin anda niscaya orang yang berakal tinggi" kata si maling.

"Ilmu tinggi apanya, saya cuma seorang tabib" kata laki-laki setengah bau tanah itu.

"Ijinkan saya menjadi muridmu dan mencar ilmu kepadamu" pinta si maling.

"Belajar apa? saya bukan siapa-siapa. Lagi pula saya cuma tabib biasa" kata laki-laki setengah bau tanah lagi.

"Belajar apa saja, saya ingin jadi orang yang berguna" kata si maling lagi.

"Baiklah kalau begitu, ikut saya kerumah" ajak si laki-laki setengah tua.

Sampai disebuah rumah si maling itu kaget. Ternyata rumahnya yakni yang beliau intai untuk dirampok tadi malam.

"Baiklah disini saya yakni seorang tabib, akan ada orang yang kesini untuk meminta obat. Kamu saya angkat jadi muridku tapi dengan syarat kau jangan bertanya dan meminta ilmu apa yang akan saya ajarkan dan kau harus mau membantu saya menyiapkan obat apabila ada orang yang tiba kesini untuk meminta obat" kata laki-laki setengah tua. Simaling pun menyetujui hal itu.

Hari berganti hari, ahad berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun.

Dengan sepenuh hati dan patuh si maling menjadi ajudan si laki-laki setengah tua. Dan tetap menjalankan syaratnya untuk tidak menanyakan ilmu apa yang akan diajarkan gurunya itu. Hingga beliau pun menjadi jago dalam meracik obat.

Lalu pada suatu ketika "anak muda saya akan pergi jauh dulu selama 3 tahun. Setelah 3 tahun saya akan kembali ke sini. Kamu urus rumah ini dan layani setiap orang yang tiba kesini untuk meminta obat" kata si laki-laki setengah tua.

Dengan keberatan si maling pun menyetujuinya. Padahal dalam hati beliau ingin berkata "kenapa guru pergi selama itu? Padahal guru belum memperlihatkan satu ilmupun kepada saya" tapi beliau enggan mengatakannya.

Akhirnya selama 3 tahun ditinggalkan, si maling mengurus rumah itu, dan juga tanaman-tanaman obat. Tidak lupa juga melayani setiap orang yang tiba untuk meminta obat.

Akhirnya sesuai dengan yang dijanjikan, gurunya pulang kerumah. Sesampainya di rumah beliau berbincang-bincang dengan muridnya.

"Bagaimana kabarmu?"

"Kabarku baik guru"

"Apakah kau masih mengurus rumah ini dan tanaman-tanaman obat?"

"Masih guru, tanaman-tanaman itu kini tumbuh subur"

"Apakah masih banyak orang yang kesini untuk meminta obat?"

"Masih guru"

"Apakah kau melayaninya dengan baik tanpa pilih pilih?"

"Iya guru saya melayani mereka semua tanpa terkecuali"

"Baiklah kalau begitu, kau sudah boleh pergi sekarang. Amalkan ilmumu kepada banyak orang. Kamu akan jadi orang yang berguna" kata gurunya.

"Kenapa begitu guru? Padahal guru belum memperlihatkan saya ilmu satupun" kata muridnya.

"Anak muda, kau tidak sadar bahwa selama ini kau sudah saya ajarkan banyak ilmu kepadamu. Aku meninggalkanmu selama 3 tahun itu yakni alasannya yakni saya mengujimu. Kamu meminta saya ajarkan ilmu apa saja, kau sudah saya ajari ilmu pengobatan, kau ingin jadi orang yang berguna, selama 3 tahun kau sanggup melayani orang yang meminta obat itu tandanya kau sudah siap mengabdikan dirimu ke orang banyak dan menjadi orang yang berguna" kata gurunya panjang lebar.

Anak muda itu terdiam. Memang benar apa yang dikatakan gurunya. Akhirnya beliau menyetujuinya untuk pergi mengembara dan membantu orang yang membutuhkan.

Itu beliau kisahnya, kisah ini mengajarkan saya sebagai seorang murid yang harus dilakukan yakni cuma berdasarkan kepada gurunya. Karena seorang guru niscaya beliau lebih tau apa yang dilakukan untuk mengajari muridnya.

Sekian artikel kesejatian ilmu dari saya mudah-mudahan sanggup memberi manfaat dan memberi semangat kepada kita semua untuk terus selalu mencari ilmu yang berguna. Baik itu untuk diri sendiri dan untuk orang banyak.

Tidak lupa juga untuk selalu hormat dan patuh kepada guru. Karena mau bagaimanapun yang namanya murid tidak akan sanggup melampaui seorang guru.

Sumber https://www.ekopriantoblogs.top/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel