Mata Ketiga Dalam Pandangan Islam Sebenarnya

Mata ketiga dalam agama Islam yaitu sebuah hal yang menarik untuk dikaji, pasalnya mata ketiga yang sering disebut dengan mata batin ini ternyata bukanlah hal yang baru. Mata ketiga mempunyai fungsi dan penerapan yang agak sedikit berbeda dalam pandangan Al-qur'an dan Hadist. Namun apabila mata ketiga kita sikapi dengan tokeran, toh kenyatannya tidak menyalahi dalam hukum Agama islam.
 Mata ketiga dalam agama Islam yaitu sebuah hal yang menarik untuk dikaji Mata Ketiga Dalam Pandangan Islam Sebenarnya

Kenapa saya menyampaikan demikian? Berikut pemaparan pengalaman saya perihal mata ketiga yang pada ketika itu sempat saya konsultasikan kepada beberapa ulama dan para kyai.


Mata Ketiga Dalam Islam


Didalam agama Islam, seluruh umat muslim diwajibkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan banyak sekali jalan yang ditempuh, insan diwajibkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Beberapa orang menganggap bahwa dengan melaksanakan sebuah tirakat atau sebuah meditasi, bisa mendapat sebuah keutamaan yang melebihi dari apa yang didapatkan dengan melaksanakan ibadah pada umumnya.

Baca Juga

Mata ketiga bagi banyak orang merupakan salah satu upaya menuju sebuah tingakatan paling tinggi yang sanggup dicapai oleh seorang hamba terhadap tuhannya. Beberapa orang yang lain menganggap bahwa mata ketiga yaitu sebuah hal yang menyesatkan. Mempelajari mata ketiga sama saja dengan memperlajari suatu ilmu sesat.

Dengan demikian, mari kita berdiskusi dan mencari jalan lurus menanggapi duduk masalah "mata ketiga dalam islam" secara rasional dan berdasarkan data.

Refleksi Pengalaman


Pada suatu ketika, pernah saya mengkaji beberapa artikel yang membahas mengenai mata ketiga, pada artikel tersebut sangat kompleks membahas mengenai banyak sekali manfaat membuka mata ketiga beserta tata caranya.

Ketika itu, lantaran rasa ingin tau saya yang sangat ingin tahu mengenai seluk beluk mata ketiga ini balasannya saya mencari banyak sekali warta perihal hal spiritual terkait mata ketiga, mulai dari internet hingga memberanikan diri untuk bertanya lansung kepada beberapa guru saya.

Al-hasil, sebagian dari artikel di internet hasil dari copy paste semua dan beberapa guru saya juga mengaku tidak tahu perihal istilah mata ketiga ini, entah mereka berpura-pura tidak tahu atau memang sesungguhnya tidak tahu. Pada pada dasarnya dari pencarian mengenai kebenaran mata ketiga pada waktu itu, hasilnya yaitu nihil.

Kemudian, pada beberapa ahad tepatnya sesudah saya cukup mendapat sebuah wawasan mengenai mata ketiga, saya mencoba untuk bertabayyun dengan menyamakan mata ketiga dengan mata batin.

Beberapa langkah-langkah dan cara-cara untuk mengaktifkan mata ketiga yang saya dapati dari banyak sekali tumpuan tersebut saya ubah dengan cara saya sendiri menyerupai gaya duduk, gaya olah pernafasan dan lain sebagainya, semuanya saya buat dengan versi saya sendiri.

Pada suatu malam, tepatnya pukul 12 malam, saya mencoba untuk bertawajjuh dengan tujuan untuk mencari sebuah kolerasi atau contoh kesamaan antara mata ketiga dengan mata batin, dan pada balasannya dengan cara-cara yang saya lakukan saya mencicipi beberapa hal yang agak berbeda, salah satunya yaitu adanya getaran-getaran diantara kening pada ketika malam itu.

Beberapa hari sesudah malam itu, ssya masih menyempatkan untuk melaksanakan tawajjuh dengan menerapkan contoh cara mengaktifkan mata ketiga yang biasa disebut dengan istilah "cakra ajna" tersebut.

Namun, pada suatu malam tepatnya malam jum'at ada sebuah insiden menarik yang saya alami pada ketika pertengahan tawajjuh saya. Entah ada kaitanya dengan mata ketiga dengan lafadz-lafadz islam yang saya wirid atau tidak, pastinya hal ini  menciptakan saya terkejut bukan main.

Malam ketika tawajjuh tersebut sempurna pada ketika saya mencicipi getaran dikening saya tiba-tiba sekujur badan terasa gemetar tanpa alasannya yaitu layaknya orang yang dialiri listrik. Sontak, saya lansung menghentikan tawajjuh saya pada malam itu.

Setelah malam hari itu, badan dan perasaan saya kian terasa absurd dan tidak menyerupai pada ketika sebelum saya melaksanakan tawajjuh dengan contoh pengaktifan mata ketiga. Saya sering mencicipi kegelisahan tanpa sebab, sakit yang mendadak sembuh dan sebaliknya. Dan hal ini, menciptakan saya untuk memberanikan diri untuk berkonsultasi kepada salah satu ulama yang sangat alim dalam agama Islam.


Mata Batin dan Mata Ketiga


Tiba suatu ketika dimana saya sudah membulatkan tekad untuk mengetahui asal muasal mata ketiga ini, sehingga saya berkunjung pada salah seorang ulama guru besar yang begitu mengerti akan hal-hal yang berkaitan dengan dunia metafisik.

Kedatangan saya pada malam itu, rupanya sangat sempurna lantaran kebetulan rumah ulama tersebut dalam keadaan sepi dari para tamu yang biasa berobat atau hanya untuk sekedar berkonsultasi masalah agama.

Singkat cerita, dalam malam itu saya mendapati bahwa mata ketiga dan mata batin yaitu hal yang berbeda.

Adapun mata ketiga yaitu sebuah hal yang didapati lantaran sebuah proses dan perjuangan dengan tujuan yang secara umum dikuasai pada hawa nafsu, namun apabila mata batin yaitu sebuah hal yang didapati seseorang melalui proses makrifat kepada ilahi dengan jalan hati nurani yang bersih.

Pada malam itu, saya diberikan sebuah amalan dari kyai tersebut biar hati dan keadaan saya bisa pulih menyerupai sebelumnya dengan syarat tidak mengulangi hal-hal yang sudah saya lakukan pada sebelum-sebelumnya yang berkaitan dengan mata ketiga.

Demikian ulasan saya mengenai fenomena mata ketiga dalam pandangan islam berdasarkan sebuah pengalaman yang sudah saya rasakan sendiri. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel