Filosofi Keris Kyai Sengkelat

Sejarah Nagasasra dan kyai sengkelat sangat secara umum dikuasai dengan sebuah keris populer yakni keris nagasasra dan keris sengkelat. Pada kali ini aku akan menunjukkan sebuah refleksi sejarah mengenai asal permintaan keris nagasasra dan keris sengkelat.

Pada artikel yang kemudian aku sudah menunjukkan sebuah rujukan sejarah Mojokerto pada zaman dahulu, namun perlu Anda ketahui bahwa keris sengkelat masih ada sebuah riwayat dengan beberapa toko sejarah yang akan aku bahas dibawah ini.

Sejarah Nagasasra dan Kyai Sengkelat


Raja Brawijaya memanggil semua para empu ke istananya. Disampaikannya wacana '' hilangnya'' keris pusaka Kyai Condong Campur dan harapan menciptakan keris pusaka gres yang bercorak seribu atau beras wutah. Tetapi Mpu Jaka Supa tidak kelihatan ada di pertemuan itu.

"Kemana Mpu Jaka Supa", tanya baginda pada Tumenggung Mpu Supadriya, ayah Mpu Jaka Supa.

Mpu Supadriya yang juga menjabat sebagai kepala pande besi kerajaan menjawab bila anaknya pamit ke Tuban menjenguk istri dan anaknya. "Sudah agak usang dan belum balik, sinuwun", kata Mpu Supadriya.

Raja ingin Mpu Jaka Supa yang nantinya membikin keris gres itu. Keinginan yang didasari dari bencana kalahnya keris Condong Campur oleh keris Kyai Sengkelat milik Mpu Jaka Supa. "Panggil ia kesini", perintah Brawijaya pada Mpu Supadriya.

Setelah hingga di Tuban, Mpu Supadriya diberitahu Dewi Rasawulan kalau suaminya pergi mengembara ke tlatah wetan. Dewi Rasawulan tidak tahu apa kepergian suaminya itu sehabis beretemu dengan Sunan Kalijaga. Sudah beberapa tahun belum pulang ke Tuban. Karena tidak ingin mendapatkan marah dari Raja Brawijaya, Mpu Supadriya mengajak anak Mpu Jaka Supa yang berjulukan Supa Anom ke Istana Majapahit. Diharapkan Supa Anom mau bersaksi bila kakeknya tidak berbohong atas kepergian Mpu Jaka Supa yang belum sanggup dipastikan kapan kembalinya.

Setelah menghadap Raja Brawijaya, Mpu Supadriya memberikan kabar wacana Mpu Jaka Supa. Diperkenalkan pula anak muda yang ikut bersamanya sebagai anak Mpu Jaka Supa. Pada akibatnya Supa Anom malah menerima kiprah berat.

"Anak muda, kau yaitu pewaris darah empu kerajaan. Kamu buatkan keris bercorak beras wutah", titah Brawijaya. Perintah yang dihentikan dibantah.

Supa Anom pun kembali ke Tuban dengan kiprah yang harus diemban. Tugas yang seharusnya diberikan pada bapaknya. Dia kemudian minta pemberian kakeknya, Adipati Tuban Aria Teja, untuk mengumpulkan besi dari banyak sekali tempat. Tidak sulit mencari logam dimaksud alasannya yaitu Tuban merupakan pelabuhan besar daerah berkumpulnya para saudagar dari banyak sekali menjuru.

Supa Anom segera menempa besi-besi yang dikumpulkan kakeknya. Dengan bermacam jenis besi ia berharap sanggup menciptakan keris bercorak seribu. Namun perjuangan kerasnya itu tidak membuahkan hasil. Setiap kali ditempa besi-besi itu tidak mau lebur menyatu. Kejadian itu menciptakan Supa Anom nyaris putus asa.

Ketika dalam kondisi itu, ia didatangi pamannya, Sunan Kalijaga. "ada apa, kau terlihat mural anakku", tanya kanjeng sunan pada kemenakannya.

Supa Anom pun menceritakan kiprah yang diberikan Raja Majapahit dan kegagalannya menempa besi untuk menciptakan keris motif beras wutah. Sunan Kalijaga menjadi iba hati. Dia kemudian membantu dengan menunjukkan sebongkah besi jenis pulosari untuk materi keris itu. Pemberian yang diterima dengan suka cita.

Sejarah Keris Kyai Sengkelat


Tidak berselang lama, Mpu Jaka Supa juga pulang dari pengembaraannya mencari keris Kyai Sengkelat. Supa Anom kian mantab hatinya menuntaskan kiprah yang ditanggungnya. Besi pulosari dari Sunan Kalijaga ada di tangan dan restu serta bimbingan Mpu Jaka Supa menciptakan ia semakin bersemangat.

Hasilnya, Supa Anom berhasil menciptakan keris yang seolah-olah dengan keris Kyai Sengkelat. Keris yang berkilauan dikala tertimpa cahaya itu kemudian diberi nama Kyai Nagasasra. Dan dengan diantar Mpu Jaka Supa diantarkanlah keris itu pada raja Majapahit.

Mendapatkan keris pusaka baru, Raja Brawijaya bahagia hatinya. Dia memberi anugrah tanah di Sendang Sedayu pada keluarga Mpu Jaka Supa. Sejak dikala itu Mpu Jaka Supa juga dikenal sebagai Adipati Sendang Sidayu.

Sementara itu jauh di timur tanah Jawa, Mpu Sarap telah selesai menciptakan senjata bagi prajurit Banyuwangi. Dengan demikian rencana menyerang Majapahit bisa segera dilaksanakan sesuai rencana Adipati Blambangan. Dia yakin akan menang alasannya yaitu keris Kyai Sengkelat sudah pula didapatkan.

Filosofi Keris Sengkelat


Rapat persiapan penyerangan digelar yang dihadiri oleh seluruh punggawa kerajaan Blambangan, termasuk penasehat spiritual, Resi Hayung Tingkir. Pada rapat itu Hayung Tingkir memberikan isu hasil semadinya. Dikatakan bila pulung yang ada di keris Kyai Sengkelat sudah oncat alias pindah daerah alasannya yaitu itu rencana serangan dihentikan diteruskan. Bila dipaksakan menyerang niscaya akan mengalami kekalahan.

Meski dengan berat hati, Adipati Blambangan mendapatkan saran Resi Hayung Tingkir. Dia menyesalkan lambatnya Mpu Sarap menuntaskan kiprah mempeesenjatai prajuritnya. Namun ia tidak tahu kalau keris Kyai Sengkelat yang dipegangnya palsu.

Demikian kisah Keris Kyai Sengkelat yang sanggup aku bagikan, semoga kita semuanya bisa mengambil intisari dari artikel diatas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel