Benarkah Aplikasi Chatting Mempengaruhi Angka Perceraian?
Jejaring sosial serta layanan pesan instan tersebut diduga berpengaruh menjadi sumber yang menjadi pemicu semakin meningkatnya angka perselingkuhan dan perceraian di negara itu. Hal tersebut menurut pada beberapa laporan dari para andal yang juga termuat di salah satu majalah di Tiongkok. Dalam laporan tersebut menyatakan bahwa banyak laki-laki maupun perempuan yang telah menikah makin banyak yang memakai aplikasi jejaring sosial maupun aplikasi lain menyerupai Momo, sebuah aplikasi kencan untuk melaksanakan perselingkuhan.
Jumlah xiao san, ialah julukan atau istilah kepada para lelaki yang menghubungi selingkuhannya, meningkat hingga 20 persen selama beberapa tahun belakangan ini. Bahkan seorang penasehat dilema kesepakatan nikah di Beijing, Jun, turut menyatakan bahwa aneka macam klien prianya yang menemuinya untuk berkonsultasi dengan tiba ke kantornya sambil membawa ponsel masing-masing yang hancur jawaban telah dibanting oleh para kliennya tersebut. Jun menambahkan, kebanyakan laki-laki para klinennya tersebut takut bila bukti perselingkuhan dengan pasangan selingkuhannya yang ada di ponsel tersebut diketahui oleh istrinya.
Oleh lantaran itu para laki-laki tersebut menentukan untuk membanting ponsel mereka dengan impian semoga bukti perselingkuhan mereka lenyap. Para laki-laki yang telah memiliki istri tersebut terkesan memisahkan diri dari keluarganya pada dikala berchatting ria dengan pasangan selingkuhannya via WeChat maupun QQ setiap hari dan bahkan dikala berada di hadapan sang istri. Menurut Jun, dilema ini telah menjadi dilema yang sangat serius lantaran hampir setiap ada kasus perceraian akan selalu ada hubungannya dengan jejaring sosial dan smartphone.
Meskipun angka perceraian masih relatif tak terlalu tinggi namun cenderung terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Pada tahun kemudian bahkan terdapat perbandingan 1 banding 4, artinya ada satu perceraian dalam tiap empat pernikahan. Akan tetapi tak semua pihak oke akan laporan ini. Banyak pihak yang juga beropini lain mengenai faktor penyebab naiknya angka perceraian di negara tersebut, yang tak hanya disebabkan oleh alat elektronik. Sumber https://porid.blogspot.com/
Jumlah xiao san, ialah julukan atau istilah kepada para lelaki yang menghubungi selingkuhannya, meningkat hingga 20 persen selama beberapa tahun belakangan ini. Bahkan seorang penasehat dilema kesepakatan nikah di Beijing, Jun, turut menyatakan bahwa aneka macam klien prianya yang menemuinya untuk berkonsultasi dengan tiba ke kantornya sambil membawa ponsel masing-masing yang hancur jawaban telah dibanting oleh para kliennya tersebut. Jun menambahkan, kebanyakan laki-laki para klinennya tersebut takut bila bukti perselingkuhan dengan pasangan selingkuhannya yang ada di ponsel tersebut diketahui oleh istrinya.
Oleh lantaran itu para laki-laki tersebut menentukan untuk membanting ponsel mereka dengan impian semoga bukti perselingkuhan mereka lenyap. Para laki-laki yang telah memiliki istri tersebut terkesan memisahkan diri dari keluarganya pada dikala berchatting ria dengan pasangan selingkuhannya via WeChat maupun QQ setiap hari dan bahkan dikala berada di hadapan sang istri. Menurut Jun, dilema ini telah menjadi dilema yang sangat serius lantaran hampir setiap ada kasus perceraian akan selalu ada hubungannya dengan jejaring sosial dan smartphone.
Meskipun angka perceraian masih relatif tak terlalu tinggi namun cenderung terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 12 tahun terakhir. Pada tahun kemudian bahkan terdapat perbandingan 1 banding 4, artinya ada satu perceraian dalam tiap empat pernikahan. Akan tetapi tak semua pihak oke akan laporan ini. Banyak pihak yang juga beropini lain mengenai faktor penyebab naiknya angka perceraian di negara tersebut, yang tak hanya disebabkan oleh alat elektronik. Sumber https://porid.blogspot.com/