Cara Memikat Perempuan Dengan Jurus ”Kena! Kau Jadi!”
Ketika Anda masih anak-anak, bukankah Anda menyukai bermain kejar-kejaran? Ingatkah dikala berlarian di halaman atau di lingkungan sekitar rumah mengejar siapa saja yang sanggup Anda dapatkan biar sanggup memenangkan permainan?
Mengingat hal itu sanggup menciptakan pikiran dan hati Anda bergejolak. Ah, masa kemudian yang indah dikala bermain dengan teman-teman, hanya menghitung hingga 10 kemudian mengejar mereka dengan tangan terentang. Jerit kegirangan terdengar dan kebahagiaan yang melimpah tercipta. Namun, bisakah Anda membayangkan memulai permainan kejarkejaran dengan teman-teman, menghitung hingga 10, kemudian membuka mata sementara mereka semua bangkit sempurna di depan Anda?
Memikat Wanita Dengan Jurus ”Kena! Kamu jadi!”
Anda menerka ini niscaya sebuah trik. Kaprikornus Anda berusaha menyentuh salah satu dari mereka, niscaya mereka akan lari dikala Anda kejar. Tetapi ternyata mereka hanya bangkit sambil tersenyum. Anda menyentuh mereka dan berteriak, ”Kena! Kamu jadi!” dan mereka hanya bangkit sambil tersenyum. Alangkah membosankan permainan kejar-kejaran itu. Di mana lari-lariannya? Di mana kejarkejarannya yang asyik? Apa pada dasarnya mengejar tanpa pengejaran?
Seni Mengejar Wanita
Seni Mengejar mengajukan pertanyaan yang sama wacana kencan. Apa inti kencan tanpa pengejaran? Daya tarik dan pengejaran yaitu semboyan dari permainan kencan. Keduanya yaitu alasan dan perlengkapan yang dipakai untuk menjerat hati orang yang kita cintai.
Lalu apa gunanya Seni Memikat Pujaan Hati? Dalam Marriable kita berbicara wacana keluhan banyak perempuan yang tidak diajak kencan oleh pria. Mereka menyesali fakta bahwa para laki-laki bermain kondusif dan tidak melaksanakan pengejaran yang berisiko. Mengapa ini menjadi keluhan yang umum?
Apakah para laki-laki benar-benar sering tidak mengajak kencan? Atau jangan-jangan sama dengan permainan keiar-kejaran yang membosankan tadi, para perempuan tidak memainkan permainan tersebut sesuai dengan yang seharusnya? Bagaimanapun, memburu dan mengejar yaitu peninggalan masa lalu.
Di masa kemudian para perempuan dikejar dan para laki-laki tidak takut untuk melaksanakan pengejaran. Mereka memandang hal itu sebagai kewajiban, sebagai tugas mereka dalam permainan kencan. Tapi kini semuanya berubah. Para pria, dalam usahanya menghormati perasaan perempuan dan hak mereka untuk merdeka dan setara, mundur dari pengejaran dan menentukan pertemanan. ltulah wabah yang tersebar pada beberapa pasangan. Mereka ”hanya teman,” tetapi sesungguhnya salah satu atau keduanya sadar bahwa mereka menginginkan lebih, kemudian mereka pun jadi terlalu takut untuk bertanya